Thursday, July 28, 2016

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

Posted by Nova Pungki Nisako at 5:32 AM 0 comments
AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang. Kantor agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada konsumen dilakukan langsung oleh kantor pusat. Pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen ke kantor pusat. Kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih luas dibandingkan kantor agen, karena selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Wewenang yang lebih besar lagi adalah kantor cabang dapat membeli barang dagangan dari luar.
Agen
Cabang
·      fungsi penerima pesanan
·      mengatur penerimaan barang
·      persediaan berupa sample
·      syarat penjualan ditentukan pusat
·      modal kerja diberi pusat
·      wewenang transaksi
·      mempunyai persediaan
·      memberikan syarat penjualan
·      transaksi pembayaran sendiri
·      fungsi kredit yang terpisah dari kantor pusat
Hubungan Agen dan Pusat: Agen hanya menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pusat pembukuan atas transaksi yang terjadi di agen dapat dilakukan dengan dua cara: ditentukan secara terpisah maupun secara tidak terpisah.
Hubungan Cabang dan Pusat : Bekerjanya suatu cabang diantaranya adalah : Cabang diberi modal kerja, Cabang dapat membeli kebutuhan barang dagangan, Cabang dapat melakukan aktivitas penjualan.
Agen penjualan tidak memiliki sistem akuntansi sendiri. Semua transaksi yang terjadi terkait agen diselenggarakan oleh kantor pusat.
Umumnya cabang memiliki sistem akuntansi yang terpisah dari kantor pusat.
Untuk beberapa transaksi ayat jurnal yg dibuat kantor pusat berdasarkan pada dokumen sumber yang dihasilkan oleh agen.
Cabang dapat bertansaksi dengan pihak eksternal dan internal (dgn kantor pusat) dan mencatatnya dalam sistem akuntansi cabang.
Kantor pusat memiliki catatan tentang aktiva, pendapatan, dan beban dari tiap agen secara terpisah, sebagai alat pengendalian dan evaluasi kinerja tiap agen.
Transaksi yang terjadi antara cabang dengan kantor pusat dicatat dalam akun-akun intraperusahaan, dan merupakan akun-akun resiprokal.

Akun intraperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut Investasi di Cabang menunjukkan investasi kantor pusat di suatu cabang melalui kontribusi kas dan transfer aset ke cabang. ,sedangkan akun resiprokal di pembukuan cabang disebut Kantor Pusat yang mencerminkan ekuitas kantor pusat di cabang
Akuntansi Untuk Agen
Agen adalah suatu perwakilan yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan local pada suatu daerah tertentu dibawah pengawasan  kantor pusat. Agen tidak mengadakan pencatatan secara komplit, tetapi pada umumnya agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas pada suatu agen berasal dari hasil penjualan barang dagangan tetapi berasal dari kantor pusat sebagai pengisian dana untuk modal kerja guna membiayai operasi agen. Pengeluaran kas pada suatu agen guna membiayai operasi, biasanya dicatat dalam beberapa rangkap dan tembusannya diberikan kepada kantor pusat.
Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh transaksi terkait dengan agen terkait oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnak yang dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Misalnya, kantor pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan gaji, dan dokumen Voucher kas kecil yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber lain yang diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat. Misalkan, perusahaan yang memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan langsung ke kantor pusat.
Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap agen secara terpisah.
Sehingga memungkinkan kantor pusat mengontrol aset dan menyediakan informasi dalam penilaian kinerja tiap agen.
Untuk mencatat transaksi yang terjadi pada suatu agen digunakan sistem saldo tetap, yaitu semua transaksi dicatat atas nama kantor pusat sehingga tidak disediakan rekening tersendiri. Setiap transksi yang berhubungan dengan agen diberikan tanda atau diberi nama agen yang bersangkutan, dan semua transaksi akan dibukukan oleh kantor pusat. Pembukuan transaksi-transaksi dengan agen oleh kantor pusat dapat menggunakan dua metode pencatatan yaitu:
1    a) Laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan melalui agen dicatat secara terpisah.
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan dengan pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga tidak bisa diketahui laba atau rugi kantor agen secara tersendiri. Bila metode ini yang digunakan, kantor pusat hanya dapat mengetahui laba atau rugi secara total atau keseluruhan.
2    b) Laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan melalui agen dicatat secara tidak terpisah.
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga laba atau rugi kantor agen bisa diketahui secara individual. Apabila metode ini yang dipakai maka diperlukan rekening tersendiri. Rekening-rekening yang dibutuhkan bila digunakan metode ini antara lain:
a.     Modal kerja kantor agen
b.     Penjualan kantor agen
c.     BPP kantor agen
d.     Biaya pemasaran kantor agen
e.     Biaya administrasi dan umum kantor agen
Apabila kantor pusat mempunyai Kantor Agen lebih dari satu, maka dapat digunakan salah satu dari cara berikut:
a.     rekening masing-masing kantor agen disendirikan atau diberikan kode berbeda
b.     Kantor pusat hanya memakai satu rekening buku besar untuk seluruh Kantor Agen, sedangkan untuk masing-masing kantor agen hanya dibuatkan rekening pembantu
Akuntansi di agen tidak diperlukan pembukuan lengkap, kegiatannya meliputi pengikhtisaran modal kerja yang diterima dan digunakan, serta mencatat penjualan kepada langganan. Akuntansi suatu agen di selenggarakan pada buku – buku kantor pusat, dengan cara :
1    a) Laba atau rugi aktivitas penjualan melalui tiap agen tidak ditentukan secara terpisah.
2    b) Laba atau rugi aktivitas penjualan melalui tiap agen ditentukan secara terpisah.

Akuntansi Untuk Operasi Cabang 
Sistem akuntansi terhadap aktivitas kantor cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem sentralisasi, desentralisasi atau kombinasi keduanya.

  •      Sistem Pencatatan Cabang di Kantor Pusat (Sentralisasi)
Apabila sistem sentralisasi dilaksanakan, maka pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Dicatat dalam buku harian kantor pusat dan buku besar atau seperangkat catatan yang terpisah. Data diberikan oleh cabang dalam bentuk dokumen asli yang membuktikan transaksi cabang didukung oleh voucher asli. Pemusatan akuntansi di kantor pusat tepat dilakukan, terutama jika cabang mengemban fungsi sebagai agen penjual.

  • Sistem Pencatatan Cabang di Cabang sendiri (Desentralisasi)
Pada cara ini setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang yang bersangkutan secara lengkap.

  • Pencatatan Cabang baik di Cabang maupun di Kantor Pusat (Kombinasi)
Cabang dapat menyelenggarakan catatan asli (books original entry) untuk semua transaksi sebagai salinan. Salinan buku pencatat asli ini dikirimkan ke kantor pusat, dimana data dibukukan pada perkiraan cabang yang diselenggarakan tersendiri atau dibukukan dalam buku besar umum kantor pusat.
Akuntansi untuk cabang bersifat terpisah, tetapi bukan kesatuan hukum yang terpisah.
1   -  Laporan keuangan cabang digunakan hanya untuk tujuan-tujuan pelaporan yang internal.
   - Laporan keuangan dari kesatuan usaha itu disiapkan oleh kombinasi pernyataan cabang dengan laporan keuangan kantor rumah tersebut.
3   - Para agen penjualan bukanlah perakunan atau kesatuan bisnis yg terpisah.
Akuntansi untuk kantor pusat dan cabang dikombinasikan di dalam menyiapkan laporan keuangan sebagai berikut :
1.     Menetapkan hal timbal balik antara kantor pusat dan cabang memegang buku
2.     Menghapus laba yang belum direalisasi dari transfer-transfer antara kantor pusat dan cabang
3.     Menghapus akun timbal-balik
4.     Menyatukan akun yang tidak timbal balik
Transaksi yang dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan. baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi diantara mereka pada siistem akuntansinya masing-masing. Walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang menegelola pembukuan secara terpisah, seluruh pencacatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan ekternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal.
Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka turut mencatat akun antarperusahaan. Akun-akun ini merupakan akun resiprokal antara kantor pusat dengan kantor cabang. Akun antar perusahaan dipembukuan kantor pusat disebut investasi dicabang, sementara akun resiprokal di pembukuan cabang dinamakan kantor pusat. Ketika perusahaan memiliki lebih dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang. Saldo investasi di cabang menunjukkan besaran investasi kantor pusat di cabang tertentu melalui kontribusi kas dan transfer ke cabang. !rosedur akuntansi yang diterapkan kantor pusat untuk investasi di cabang dengan yang diterapkan oleh perusahaan induk atas in%estasinya di anak perusahaan dengan menggunakan metode ekuitas. Akun resiprokal kantor pusat dipembukuan cabang menunjukkan jumlah modal kantor pusat di cabang, dan saldo tersebut disajikan di bagian ekuitas pemilik pada laporan keuangan cabang terpisah yang ditujukan kepada pihak internal.

Pencatatan Transaksi
a.     Ketika cabang didirikan
Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang dicatat oleh kantor pusat pada akun investasi di cabang. Cabang juga mencatat transfer tersebut di akun kantor pusat. Sebagai contoh apabila kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas $20.000, peralatan kantor baru senilai $5000, dan peralatan toko baru senilai $30.000.
·                   Kantor pusat mencatat transaksi tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Investasi pada kantor cabang              $ 55.000
      Kas                                                                  $ 20.000
      Peralatan Kantor                                             $   5.000
Peralatan Toko                                                $ 55.000
·                    Kantor cabang mencatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:
       Kas                                                      $ 20.000
       Peralatan Kantor                                 $   5.000
       Peralatan Toko                                    $ 30.000
                       Kantor Pusat                                                   $ 55.000
b.     Pengakuan Laba Cabang
Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara yang normal seperti biasa. Cabang jarang menghitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau mencatat beban pajak penghasilan atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak penghasilan atas laba dihitung sebagai kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat dialokasikan ke setiap cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan sedikit mengganggu pengendalian internal. Saldo ikhtisar laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup ke akun Kantor pusat. Akun kantor pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo laba pada pembukuan cabang. Sebagai contoh apabila akun ikhtisar laba rugi cabang memiliki saldo kredit $ 63.000 pada akhir periode.
·                   Akun ikhtisar laba rugi ditutup di buku cabang
      Ikhtisar Laba Rugi                               $ 63.000
                    Kantor Pusat                                                   $ 63.000
·                   Jurnal yang dibuat kantor pusat saat menerima laporan cabang
      Investasi pada Cabang                                    $ 63.000
                    Laba Cabang                                                    $ 63.000
c.     Barang Dagangan dipindahkan ke Kantor Cabang
·      Buku kantor pusat - Barang dagangan ditransfer ke cabang menunjukkan satu investasi tambahan di dalam cabang dan klien cabang didebet. Kredit yang terkait ke "kiriman untuk cabang" klien. Kiriman untuk cabang adalah suatu kontra akun pembelian di buku kantor rumah tersebut.
    Buku cabang mendebit "kiriman dari kantor pusat" dan “akun persediaan”, dan mengkredit akun kantor pusat yang terkait.
d.     Alokasi Pembebanan Biaya
·       Jika kantor rumah tersebut membayar jasa tersebut maka akan bermanfaat bagi cabang, kantor rumah tersebut perlu mengalokasikan biaya antara kantor pusat dan cabang.
·      Jika cabang yang membayar jasa tersebut maka akan bermanfaat untuk kedua-duanya yaitu kantor cabang dan pusat tersebut, biaya itu harus dialokasikan dengan sebanding, seimbang antara keduanya.
e.     Kelebihan Biaya Pengiriman
·      Biaya-biaya yang terjadi untuk mengirim barang dagangan antara kantor rumah tersebut dan cabang atau antara cabang oleh karena kekurangan-kekurangan dalam beberapa lokasi-lokasi atau karena barang dagangan yang cacat dikembalikan bukanlah biaya persediaan untuk cabang. Tuntutan kelebihan angkut tersebut harus di bebankan ke "kerugian di tuntutan angkut yang berlebihan "di buku kantor pusat tersebut.
f.      Membuat Jurnal Eliminasi
Laporan keuangan konsolidasi merupakan laporan keuangan yang menggabungkan laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang. Jadi jurnal eliminasi yang dibuat tidak akan mempengaruhi laporan keuangan individual, baik kantor pusat maupun kantor cabang. Jurnal Eliminasi hanya diposting pada kertas kerja yang dibuat dalam rangka penyusunan laporan konsolidasi. Tujuan pembuatan Jurnal Eliminasi adalah menghilangkan (mengeliminir) semua saldo rekening resiprokal. Caranya dengan mendebit rekening yang dikredit dan mengkredit rekening yang didebet dari transaksi yang bersifat resiprokal.

Sumber 


 

Kumpulan Makalah Kuliah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea