“Pengaruh Merger Terhadap Kinerja Keuangan PT Gudang
Garam, Tbk”
*kalau gambar tidak muncul bisa dicek di makalah asli di halaman referensi, semoga membantu ^^"
LATAR BELAKANG
Merger dan akuisisi perusahaan di Indonesia umumnya
cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan Merger dan Akuisi selama lima
tahun terkahir ini, tahun 2000 sampai dengan 2008, mengalami peningkatan
sebesar 45%. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapakan perusahaan
dapat melanjutkan usahanya dengan bantuan serta kerjasama dengan perusahaan
lain dan selanjutnya untuk saling bersinergi mencapai tujuan tertentu. Namun disisi lain, merger dan akuisisi justru
akan memberikan kerugian bagi perusahaan, sehingga perlu dilakukan penelitian
mengenai pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dinilai dari
rasio keuangannya.
Berikut merupakan data beberapa variabel rasio
keuangan sebelum dan setelah melakukan merger dan akuisisi dari 13 perusahaan
di Indonesia pada periode 2005-2008.

Tabel diatas menunjukkan perubahan rasio yang
fluktuaktif dimana :
-
Rasio CR pada
awal sebelum merger dan akuisisi menurun namun selanjutnya menunjukkan
peningkatan yang baik. Rasio CR adalah rasio kemampuan perusahaan yang lebih
baik setelah melakukan merger dan akuisisi terhadap kewajiban yang harus segera
dibayar oleh perusahaan.
-
Rasio DER pada
awal sebelum merger dan akuisisi menurun namun selanjutnya menunjukkan
peningkatan yang baik. DER merupakan perbandingan antara liabilities dengan
total pendanaan dengan modal sendiri (semakin tinggi rasio DER maka semakin
banyak uang kreditur yang digunakan sebagai modal kerja yang diharapkan
meningkat untuk meningkatkan laba serta mencerminkan risiko perusahaan yang
tinggi).
-
Rasio TATO
menunjukkan efektifitas kinerja perusahaan dalam penggunaan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan revenue yang meskipun berfluktuaktif tetapi masih
stabil sehingga perusahaan setelah merger dan akuisisi dapat melakukan ekspansi
dan perbumbuhan aset pada tahun kedua setelah merger dan akuisisi tidak
tercapai.
-
Rasio ROA
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang
ada untuk menghasilkan laba yang diharapkan akan meningkat. Pada tabel diatas
rasio ROA setelah melakukan merger dan akuisisi justru mengalami penurunan,
yang menggambarkan kinerja perusahaan menurun setelah dilakukannya merger.
-
Setelah
melakukan merger dan akuisisi, rasio ROE mengalami penurunan yang menunjukkan
setelah dilakukan merger dan akuisisi perusahaan belum bisa memanfaatkan modal
sendiri yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan maksimal.
PENDAHULUAN
A.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah ada pengaruh keputusan merger dan akuisisi
terhadap kinerja perusahaan yang diukur berdasarkan rasio likuiditas, rasio
utang, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.”
B.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini dilaksanakaan adalah
untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang diukur berdasarkan rasio
likuiditas, rasio utang, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
C.
LANDASAN TEORI
Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih
menjadi satu, dimana perusahaan yang melakukan merger mengambil atau membeli
semua aset dan liabilities perusahaan yang di merger, sehingga perusahaan yang
melakukan merger memiliki sedikitnya 50% saham dan perusahaan yang dimerger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
Akuisisi adalah penggabungan usaha dimana perusahaan
pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi.
Alasan – alasan dilakukannya merger dan akuisisi :
1.
Perusahaan dapat
bertumbuh dengan cepat dengan melakukan ekspansi secara merger dan akuisisi.
2.
Secara tidak
langsung perusahaan mengurangi jumlah pesaing.
3.
Perusahaan
menjadi bersinergi karena biaya overhead dapat meningkatkan pendapatan yang
lebih besar setelah melakukan merger atau akuisisi.
4.
Dengan melakukan
merger atau akuisisi, perusahaan dapat meningkatkan dananya.
5.
Meger antar
perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar
sehingga likuiditas pemilik akan meningkat.
PEMBAHASAN
PT Gudang Garam, Tbk resmi berdiri pada 27 Agustus
1990 sebagai perusahaan publik produsen rokok kretek terbesar di Indonesia. PT
Gudang Garam, Tbk melakukan merger dengan PT Surya Pamenang pada 7 Maret 2002.
PT Surya Pamenang memproduksi kertas karton untuk
memasok kebutuhan bahan kemasan.
Maka dapat disimpulkan bahwa PT Gudang Garam, Tbk
dengan PT Surya Pamenang melakukan merger vertikal, atau merger yang dilakukan
oleh perusahaan dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.
Untuk mengetahui dampak merger terhadap PT Gudang
Garam, Tbk maka perlu diadakan tinjauan terhadap laporan keuangan dengan
menggunakan berbagai perhitungan analisis rasio. Informasi mengenai tabel
dibawah bersumber pada Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), dan Bursa Efek
Jakarta.
A.
Rasio Likuiditas
a.
Rasio Lancar
(Current Ratio)
Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Jangka
Pendek

-
Pada tahun 2000
Current Ratio sebesar 2,00, yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin
oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,00 maka Current Ratio tersebut dikatakan baik.
-
Tahun 2001
Current Ratio naik menjadi 2,20 yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah
aktiva lancar dan utang lancar.
-
Pada tahun 2003
Current Ratio sebesar 1,97.
-
Dan pada tahun
2004 rasio tsb turun menjadi 1,68. Penurunan ini disebabkan karena adanya peningkatan
jumlah aktiva lancar disertai dengan kenaikan utang lancar yang lebih besar.
b.
Rasio Cepat
Rasio Lancar = (Aktiva Lancar –
Persediaan)/Kewajiban Jangka Pendek

-
Pada tahun 2000
Quick Ratio sebesar 0,42,berarti bahwa setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh
aktiva lancar yang lebih likuid sebesar Rp 0,42.
-
Tahun 2000 rasio
turun menjadi 0,40. Penurunan rasio ini dikarenakan adanya kenaikan aktiva lancar
diikuti dengan kenaikan persediaan dan kenaikan utang lancar.
-
Pada tahun 2003
quick ratio sebesar 0,40.
-
Tahun 2004 rasio
turun menjadi 0,33. Penurunan ini dikarenakan adanya kenaikan aktiva lancar sebesar
yang diikuti dengan kenaikan persediaan disertai dengan kenaikan jumlah utang
lancar dalam jumlah yang lebih besar.
-
Jadi, Rasio
Cepat PT Gudang Garam, Tbk. dikatakan buruk karena di bawah angka 1 dan menunjukkan
bahwa PT Gudang Garam, Tbk. kurang dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva
lancar yang lebih likuid apabila sewaktu-waktu ditagih.
B.
Rasio Utang
a. Rasio Utang Terhadap Likuiditas
Rasio Utang = Total Utang/Ekuitas Pemegang Saham

-
Pada tahun 2000
Rasio Utang terhadap Ekuitas sebesar 0,77. Hal ini berarti Rp 0,77 dari setiap
Rp 1,00 ekuitas pemegang saham menjadi jaminan utang.
-
Tahun 2001 rasio
ini turun menjadi 0,64. Penurunan ini karena adanya kenaikan total utang,disertai
dengan kenaikan ekuitas pemegang saham.
-
Pada tahun 2003
Rasio Utang terhadap Ekuitas sebesar 0,58.
-
Dan pada tahun
2004 rasio utang terhadap ekuitas naik yaitu menjadi 0,69. Kenaikan ini
disebabkan oleh adanya kenaikan total utang disertai dengan kenaikan ekuitas
pemegang saham dengan jumlah yang lebih kecil.
b. Rasio utang Terhadap Total Aktiva
Debt to Total Asset Ratio = Total Utang/Total Aktiva


-
Pada tahun 2000
Rasio Utang terhadap Total Aktiva sebesar 0,44, yang artinya Rp 0,44 dari
setiap Rp 1,00 total aktiva digunakan untuk menjamin total utang.
-
Pada tahun 2001
rasio turun menjadi 0,39. Penurunan disebabkan olehckenaikan total utang yang disertai
dengan kenaikan total aktiva dalam jumlah yang lebih besar.
-
Pada tahun 2003
Rasio Utang terhadap Total Aktiva sebesar 0,37 yg artinya Rp 0,37 dari setiap
Rp 1,00 total aktiva digunakan untuk menjamin total utang.
-
Tahun 2004 rasio
naik menjadi 0,41. Kenaikan ini dikarenakan adanya kenaikan total utang
disertai kenaikan total aktiva dengan jumlah yang lebih kecil.
C.
Rasio Aktivitas
a. Rasio Perputaran Aktiva
Total Assets Turnover = Penjualan Bersih/Total
Aktiva

-
Pada tahun 2000
TAT menunjukkan angka 1,38x, artinya setiap Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan
Rp 1,38 penjualan bersih.
-
Tahun 2001 rasio
menjadi 1,34x. Penurunan ini dikarenakan adanya kenaikan total aktiva yang
diikuti dengan kenaikan penjualan bersih dengan jumlah yang lebih kecil.
-
Pada tahun 2003
perputaran aktiva PT Gudang Garam, Tbk. sebesar 1,33x.
-
Dan tahun 2004
rasio ini turun menjadi 1,18x. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan total
aktiva yang diikuti dengan kenaikan penjualan bersih dengan jumlah yang lebih
kecil.
b. Rasio Perputaran Persediaan
Inventory Turnover Ratio = Harga Pokok
Penjualan/Persediaan
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian
Bersih – Persediaan Akhir

-
Rasio Perputaran
Persediaan pada tahun 2001 menunjukkan angka 1,51x dengan nilai persediaan Rp 7.197.500
dan rata-rata penyimpanan persediaan di gudang 238 hari.
-
Tahun 2001
perputaran persediaan turun menjadi 1,49x dengan nilai persediaan Rp 9.103.779
dan rata - rata penyimpanan persediaan di gudang 242 hari. Penurunan perputaran
persediaan ini dikarenakan adanya kenaikan harga pokok penjualan dengan
presentase yang lebih kecil dari presentase kenaikan persediaan.
-
Pada tahun 2003
Rasio Perputaran Persediaan perusahaan 1,95x dengan nilai persediaan Rp
9.528.579 dan rata-rata penyimpanan persediaan di gudang 185 hari.
-
Tahun 2004 rasio
turun menjadi 1,79x dan nilai persediaan naik menjadi Rp 10.875.860,00 dengan rata-rata
penyimpanan persediaan di gudang 201 hari.
D.
Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba Kotor dalam Kaitannya Dengan Penjualan
Gross Profit Margin = (Penjualan Bersih –
HPP)/Penjualan Bersih

-
Pada tahun 2000
Margin Laba Kotor sebesar 0,28. Hal ini berarti bahwa setiap rupiah penjualan
bersih menghasilkan laba kotor (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan)
sebesar Rp 0,28.
-
Pada tahun 2001
Gross Profit Margin perusahaan mengalami penurunan menjadi 0.25. Penurunan ini
disebabkan oleh adanya kenaikan laba kotor yang jumlahnya lebih kecil dibanding
dengan jumlah kenaikan penjualan bersih.
-
Pada tahun 2003
Margin Laba Kotor perusahaan 0,20, yang berarti bahwa setiap rupiah penjualan
menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,20.
-
Pada tahun 2004
Margin Laba Kotor perusahaan tetap pada angka 0,20. Angka tetap ini sebagai
akibat dari naiknya penjualan bersih dan kenaikan laba kotor.
b.
Rasio Margin
Laba Operasi
Operating Profit
Margin = Laba Operasi/Penjualan Bersih

-
Pada tahun 2000
Margin Laba Operasi menunjukkan angka 0,22 atau setiap Rp 1,00 penjualan bersih
menghasilkan Rp 0,22 laba operasi.
-
Tahun 2001 rasio
ini mengalami penurunan menjadi 0,19. Penurunan ini disebabkan adanya kenaikan penjualan
bersih diikuti kenaikan laba operasi dengan jumlah yang lebih kecil.
-
Pada tahun 2003
Margin Laba Operasi perusahaan sebesar 0,13, artinya setiap Rp 1,00 penjualan bersih
menghasilkan Rp 0,13 laba operasi.
-
Tahun 2004 Rasio
Laba Operasi turun menjadi 0,12. Penurunan ini sebagai akibat adanya kenaikan penjualan
bersih yang justru diikuti dengan penurunan laba operasi.
c.
Rasio Margin
Laba Bersih
Net Profit
Margin = Laba Bersih Setelah Pajak/Penjualan Bersih

-
Pada tahun 2000
Margin Laba Bersih sebesar 0,15, artinya setiap rupiah penjualan bersih menghasilkan
laba bersih setelah pajak Rp 0,15.
-
Tahun 2001
Margin Laba Bersih perusahaan turun menjadi 0,12. Penurunan ini dikarenakan adanya
kenaikan penjualan bersih yang justru diikuti dengan penurunan laba bersih
setelah pajak.
-
Pada tahun 2003
Margin Laba Bersih perusahaan sebesar 0,08, berarti bahwa setiap rupiah penjualan
bersih menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,08.
-
Pada tahun 2004
Margin Laba Bersih perusahaan turun menjadi 0,07. Penurunan ini disebabkan oleh
kenaikan jumlah penjualan bersih yang justru diikuti dengan penurunan laba
bersih setelah pajak.
d.
Tingkat
Pengembalian Atas Investasi (ROI)
Return On
Investment = Laba Bersih Setelah Pajak/Total Aktiva

-
Pada tahun 2000
Return on Investment menunjukkan angka 20,69% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00
modal yang diinvestasikan dalam aktiva mampu memperoleh keuntungan bersih
setelah pajak sebesar Rp 0,21.
-
Pada tahun 2001
rasio ini turun menjadi 15,52%. Penurunan ini disebabkan adanya kenaikan total aktiva
yang diikuti dengan penurunan laba bersih setelah pajak.
-
Pada tahun 2003
Return on Investment perusahaan berada pada angka 10,60%, artinya setiap Rp 1,00
modal yang diinvestasikan dalam aktiva mampu menghasilkan laba bersih setelah
pajak Rp 0,11.
-
Pada tahun 2004
rasio ini turun menjadi 8,69%. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan total aktiva
yang diikuti dengan penurunan laba bersih setelah pajak.
e.
Tingkat
Pengembalian Atas Ekuitas (ROE)
Return On Equity
= Laba Bersih Setelah Pajak/Ekuitas Pemegang Saham

-
Pada tahun 2000
Return on Equity menunjukkan angka 36,71% yang berarti bahwa perusahaan mampu
manghasilkan laba bersih setelah pajak Rp 0,37 bagi setiap Rp 1,00 ekuitas
pemegang saham.
-
Pada tahun rasio
ROE turun menjadi 25,46%. Penurunan ini sebagai akibat adanya kenaikan ekuitas
pemegang saham yang disertai dengan penurunan laba bersih setelah pajak.
-
Pada tahun 2003
ROE sebesar 16,76%, yang berarti bahwa setiap rupiah ekuitas pemegang saham
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,17.
-
Return on Equity
perusahaan mengalami penurunan 12,35% pada tahun 2004 menjadi 14,69%. Penurunan
ini disebabkan adanya kenaikan jumlah ekuitas pemegang saham yang diikuti
dengan penurunan laba bersih setelah pajak.
KESIMPULAN
Dari laporan keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa
:
- Rasio likuiditas
PT Gudang Garam sesudah merger lebih rendah dibandingkan dengan rasio lancar
sebelum melakukan merger (likuiditas perusahaan baik).
- Rasio utang PT
Gudang Garam, Tbk sesudah merger pada awalnya lebih rendah, namun dua tahun
setelah melakukan merger mengalami kenaikan kembali.
- Rasio aktivitas
perputaran aktiva PT Gudang Garam, Tbk setelah merger mengalami penurunan,
namun rasio perputaran persediaan mengalami kenaikan setelah melakukan merger
(penjualan bersih pada tahun awal setelah merger menurun, namun selanjutnya
mengalami kenaikan).
- Rasio
profitabilitas PT Gudang Garam, Tbk setelah merger mengalami penurunan (laba
kotor menurun setelah melakukan merger).
REFERENSI
kak boleh minta kirim ke email makalah asli nya?
ReplyDeletekalo boleh tolong kirim artikel ini ke fhryhpsnt@yahoo.co.id makasih kak sebelumnya
ReplyDelete