Friday, March 25, 2016

Judul ke 3 - Akuntansi Internasional (Softskill)

Posted by Nova Pungki Nisako at 12:13 AM

"Standar Pelaporan dan Pengungkapan serta Penerapan IFRS"



http://www.srr.com/article/ifrs-convergence-hurdle-componentization

https://www.linkedin.com/pulse/ifrs-vs-gaap-ali-asghar-daud

  • IFRS di Amerika, Eropa, dan Asia

Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih memungkinkan para investor dari seluruh penjuru dunia untuk memasuki pasar modal baik dinegaranya maupun dinegara asing. Untuk menjembatani para investor, maka dibutuhkanlah suatu standar akuntansi yang dapat diterima secara umum (internasional), yaitu IFRS.

International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan kumpulan dari standar akuntansi yang dikembangkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) yang menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik yang terdiri dari 15 anggota meliputi sembilan negara, termasuk Amerika Serikat. IASB mulai beroperasi pada tahun 2001 ketika ia menggantikan International Accounting Standard Comitte (IASC). IASB didanai oleh kontribusi dari perusahaan-perusahaan akuntansi yang besar, lembaga-lembaga keuangan swasta dan perusahaan-perusahaan industri, bank pembangunan, rezim pendanaan nasional, serta organisasi profesional di seluruh dunia.Sementara AICPA adalah anggota pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional. IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh IASC. Pada bulan April 2001, IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan (Natawidnyana, 2008). 

IFRS menjadi fenomena global untuk saat ini karena semakin banyak negara-negara di dunia mengadopsi standar akuntansi internasional ini. IFRS sendiri telah digunakan oleh lebih dari 150 negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, dari 85 negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang telah tercatat (listed) di pasar modal.

Pada pertengahan 2001 terjadi skandal akuntansi di Amerika, yang semakin mendorong dilakukannya penyatuan/konvergensi standar akuntansi. Pada tahun 2002, setelah FASB dan IASB mengeluarkan nota kesepahaman bahwa masing-masing memiliki komitmen untuk mengembangkan standar akuntansi yang berkualitas dan kompatibel, yang dapat digunakan untuk kebutuhan pelaporan keuangan domestik maupun lintas batas. Jadi tahun 2002 inilah merupakan titik awal FASB melakukan konvergensi antara US GAAP dan IAS. Dilanjutkan pada bulan April-Oktober 2005, FASB (Financial Accounting Standard Board) dan IASB meneguhkan komitmennya untuk menyatukan/mengkonvergensikan IFRS dan GAAS. Adapun pendekatan yang digunakan adalah:
  1. Pengembangan standar tunggal, penghapusan perbedaan antara standar FASB dan IASB, sehingga tercipta satu standar yang dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan pada investor
  2. Merevisi standar yang dinilai lemah dan menggantinya dengan standar yang kuat (Yayi, 2007).

Program konvergensi dilaksanakan dalam beberapa tahap, dan kesepakatan standar tunggal yang sudah dicapai diantaranya adalah: fair value option, borrowing cost, impairment, income tax, investment properties, government grant, research and development, joint ventures, subsequent events, segment reporting

Amerika Serikat mulai mengadopsi IFRS melalui konvergensi IFRS dengan US GAAP, sedangkan negara-negara Uni Eropa memilih IFRS sebagai standar akuntansi yang digunakan tanpa melalui penyesuaian dengan standar akuntansi lokal di setiap negara. Pada tahun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka, dimulai pada tahun 2005. Adapun Negara-negara yang terbanyak menerapkan IFRS adalah Uni Eropa, karena pada tahun 2002 Uni Eropa sepakat bahwa sejak 1 Januari 2005 Standar Pelaporan Keuangan Standar Akuntansi Internasional akan berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi perusahaan yang terdaftar Uni Eropa.

Secara umum, negara-negara di Asia terbagi dalam tiga kelompok dalam hal konvergensi IFRS. Kelompok pertama adalah negara-negara yang sudah menerapkan IFRS, seperti Hong Kong dan Singapura. Kelompok kedua adalah negara-negara yang sedang dalam tahap pengadopsian IFRS, seperti Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan India. Sedangkan kelompok ketiga adalah negara yang tidak mengatur tentang penerapan IFRS, seperti Kamboja dan Vietnam.  Bagi Indonesia peralihan ke IFRS ini merupakan pilihan yang tidak bisa dihindari. Hal ini dikarenakan, Indonesia sudah menjadi bagian yang penting dari pasar dan perekonomian global. Selain itu Indonesia sebagai salah satu negara anggota G-20 juga tunduk terhadap kesepakatan G-20 untuk melakukan konvergensi IFRS. Proses konvergensi IFRS di Indonesia, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2008, setelah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) meresmikan (grand launching) program konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS), yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Indonesian GAAP) akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS pada tanggal 1 Januari 2012. Konvergensi IFRS di Indonesia didukung penuh oleh Pemerintah, khususnya Kementerian BUMN. 

  • Standar Pelaporan dan Pengungkapan

Tujuan International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang : (1) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS, (2) Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, dan (3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

Manfaat International Financial Reporting Standards (IFRS) antara lain sebagai berikut : (1) Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan, (2) Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability), (3) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, dan (4) Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

Ratusan perusahaan telah meningkatkan pengungkapan mereka dengan : 1. Secara sukarela mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) atau GAAP AS 2. Mematuhi ketentuan pasar bursa efek dan badan regulator domestik dan luar negeri 3. Memberikan respons terhadap berbagai permintaan informasi yang diajukan para investor dan analis.

Terdapat tiga perbedaan mendasar yang diterapkan oleh IFRS, yaitu:
  1. PSAK semula berdasarkan Historical Cost, IFRS berdasarkan Fair Value Based. Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
  2. PSAK semula berdasarkan Rule Based, IFRS berdasarkan Prinsiple Based. Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
  3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Bebera penyusunan laporan keuangan oleh IFRS, antara lain :
  1. IFRS tidak mengizinkan metode LIFO (Last In, First Out)
  2. IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan
  3. IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk kemungkinan
  4. IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus diklasifikasikan sebagai non-aurs pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.
  5. Menggunakan meted basis akrual (accrual basis)
  6. Relevan, terdiri atas nilai prediksi, nilai konfirmasi, dan materialitas
Beberapa aturan mengenai pengungkapan dan penyajian laporan keuangan menurut IFRS adalah sebagai berikut:
  • Komponen pengungkapan dan penyajian laporan keuangan, terdiri atas:
    • Laporan posisi keuangan (neraca)
    • Laporan laba rugi komprehensif
    • Laporan perubahan ekuitas
    • Laporan arus kas
    • Catatan atas laporan keuangan
    • Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi
  • Pengungkapan dalam laporan posisi keuangan (neraca)
    • Aset; terdiri atas aset lancar dan aset tidak lancar
    • Ekuitas; ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk, dan hak nonpengendali
    • Liabilitas; liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka pendek
  • Istilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi non controlling interest (hak nonpengendali) dan disajikan dalam laporan perubahan ekuitas
  • Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)
  • Liabilitas jangka panjang disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan
  • Prinsip pengakuan dan pengukuran
    • Biaya historis
    • Biaya sekarang; apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Hal ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar
    • Nilai realisasi; jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika aset dilepas
    • Nilai wajar
    • Pengakuan pendapatan
    • Pengakuan beban
    • Pengungkapan penuh
  • Perubahan kebijakan; dicatat secara retrospektif dan dilakukan penyajian kembali terhadap laba ditahan serta adanya penjelasan efek kumulatif perubahan pada saat periode dilakukan perubahan
  • Konsep kesalahan mendasar (fundamental error) dihapus dan diganti dengan kesalahan periode lalu (prior period error)
  • Perubahan estimasi dicatat secara retrospektif dengan cara melakukan penyesuaian atas laba atau rugi tahun terjadinya perubahan estimasi dan laba rugi periode yang akan datang jika mempengaruhi keduanya



Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:



  1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
  2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah metode ekuitas digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yang signifikan dengan patokan lebih dari 20% kepemilikan.
  3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
  4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%)
  5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
  6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk “available for sale debt and equity securities”. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity”, namun mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held tomaturity securities”.






Referensi:
Siti Choirul Hidayah. Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Terhadap Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS). Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.
Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak. Indonesia Menuju Era Globalisasi Akuntansi. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yayu Putra Senjani. Manajemen Laba Akrual dan Riil Sebelum dan Setelah Adopsi Wajib IFRS di Uni Eropa - Jurna Etikonomi - Vol.12, No.1, April 2003. Ikatan Akuntansi Indonesia
Nurhadi Akib. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Berbasis IFRS. Makalah Seminar Akuntansi. 2014. Universitas Hasanuddin Makassar.




Tulisan Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Tugas Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama                     : Nova Pungki
Dosen                    : Jessica Barus, SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI




















0 comments:

Post a Comment

 

Kumpulan Makalah Kuliah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea