Topik/ Tema :
Translasi Mata Uang Asing
Judul :
Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang
Lokal (IDR) Terhadap Nilai Ekspor (Studi Pada Ekspor Crude Palm Oil (CPO)
Indonesia Tahun 2009 - 2013)
Peneliti :
Dion Putra Perdana, Fransisca Yaningwati,
dan Muhammad Saifi
Latar Belakang (Ringkasan) :
Fluktuasi kurs memiliki
dampak pada nilai perusahaan karena dapat berpengaruh pada jumlah arus masuk
kas yang diterima dari kegiatan ekspor perusahaan atau dari anak perusahaan,
yang mempengaruhi jumlah arus keluar kas yang digunakan untuk membayar impor
(Sukirno, 2006:362). Penurunan nilai pada suatu mata uang disebut
depresiasi, dan peningkatan nilai suatu mata uang disebut Apresiasi (Hanafi,
176:2010).
Transaksi ekspor adalah
transaksi perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam wilayah suatu
teritorial ke luar wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Bagi
perekonomian Indonesia, kegiatan ekspor impor diharapkan dapat
meningkatkan pencarian sumber – sumber devisa.
Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki nilai ekspor CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia,
selain itu CPO merupakan salah satu tulang punggung ekspor Indonesia, dari
total 54,527 juta ton produksi CPO dunia, Indonesia memasok sebesar 28 juta ton
pada tahun 2012 (www.ptpn6.com).Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu
komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia.
Metode Penelitian :
Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dimana penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang meneliti sampel atau
populasi tertentu dalam suatu kelompok, dengan menggunakan teknik dan
pengambilan sampel yang sesuai dengan data yang diinginkan (Sugiyono, 2008:13).
Hasil (Hipotesis) :
•
Analisis
Deskriptif
A) Depresiasi Nilai
Tukar Rupiah
Depresiasi nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika didapat dengan menghitung pelemahan yang terjadi pada
nilai tukar rupiah terhadap dollar. Nilai tukar rupiah terhadap dollar
pada tahun 2009 dan 2010 cenderung stabil dengan nilai rupiah terendah Rp.
11352.75 per $1 pada bulan februari tahun 2009, dan Rp. 9348.21 per $1.
Pelemahan nilai tukar rupiah pada tahun 2011 memiliki nilai rupiah terendah Rp.
9088.48 per $1 pada bulan desember, periode pelemahan nilai tukar terbanyak
terdapat pada tahun 2012 selama 11 bulan dengan nilai rupiah terendah Rp.
9627.95 per $1 pada bulan desember, dan tahun 2013 selama 10 bulan dengan nilai
rupiah terendah terdapat bulan desember dengan nilai Rp. 12087.10, per $1.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh imbas krisis ekonomi
global yang terjadi di Eropa pada tahun 2012 yang dampaknya terjadi hingga
tahun 2013.
B) Nilai Ekspor
Nilai ekspor CPO Indonesia
merupakan nilai total keseluruhan ekspor CPO Indonesia yang didata oleh badan
pusat statistik Indonesia. Pada periode tahun 2009 ekspor CPO tertinggi adalah
$1,065,012,919 dengan nilai pelemahan tukar rupiah sebesar 1.6% pada bulan
Februari. Pada tahun 2010 ekspor CPO tertinggi adalah $951,124,469 saat
nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,94% pada bulan Desember. Pada
tahun 2011 ekspor CPO tertinggi adalah $1,076,272,473 saat nilai tukar rupiah
mengalami penguatan dan menjadi Rp.8,555,80 per $1 , periode tahun 2012 ekspor
CPO tertinggi sebesar $877,941,583 yang terjadi pada bulan November dengan
persentase depresiasi 0,321%, dan pada periode tahun 2013 ekspor CPO tertinggi
sebesar $1.268.589.565 yang terjadi pada bulan November dengan persentase
depresiasi mencapai 2,16%, dapat diketahui bahwa perubahan nilai mata uang
rupiah yang melemah terhadap dollar mempengaruhi penawaran ekspor CPO Indonesia
sehingga pada saat rupiah mengalami trend yang terdepresiasi diikuti dengan
jumlah ekspor yang semakin tinggi.
•
Analisis
Statistik Inferensial
A) Uji Asumsi Klasik
- Uji
Normalitas Berdasarkan dari pengujian Kolmogorov- Smirnov, didapatkan
nilai signifikansi sebesar 0,701. Karena nilai signifikansi lebih besar
daripada 𝛂 =
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi yang
berarti residual berdistribusi normal.
- Uji
HeteroskedastisitasBerdasarkan hasil dari nilai signifikansi variabel
independen yaitu Depresiasi (X) lebih dari α=0,05, yaitu sebesar 0,132
sehingga H0 diterima,
dan dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam yang homogen atau dengan
kata lain tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
B) Uji Regresi
Berdasarkan pengujian regresi
diperoleh, nilai RSquare dari variabel X adalah positif. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap peningkatan nilai Depresiasi (X) sebesar 1% akan diikuti oleh
peningkatan nilai variabel nilai ekspor (Y) sebesar 0,28676% dilihat dari nilai
Rsquare, dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tetap. Nilai uji
statistik F untuk menguji goodness of fit dari model regresi linear sederhana
ini, hasilnya menunjukan bahwa model ini cukup baik dengan nilai F sebesar
13,267.
C) Pengujian
Hipotesis
Dari hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel Depresiasi (X1) yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Nilai Ekspor (Y). Interpretasi hasil uji t untuk masing-masing
variabel independen adalah sebagai berikut: Variabel Depresiasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Nilai ekspor. Hal ini dapat dilihat dari
signifikansi yang menunjukkan angka yang lebih kecil dari α=0,05 dan nilai
statistik uji |thitung|
lebih besar dari ttabel
(4,963 > 2,032). Apabila dilihat dari persamaan regresinya,
menunjukkan bahwa variabel Depresiasi mempunyai koefisien regresi positif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan Depresiasi akan mengakibatkan
peningkatan Nilai Ekspor. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil
keputusan H0 ditolak
pada taraf 0,05 .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor (Y).
Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan
Penelitian dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap nilai ekspor. Variabel
bebas yang digunakan adalah Depresiasi (X), sedangkan Nilai Ekspor (Y) menjadi
variabel terikat. Berdasarkan pada uji hipotesis dapat diketahui bahwa: Variabel
depresiasi (X) berpengaruh siginifikan terhadap variabel nilai ekspor (Y), Hal
ini dapat diartikan bahwa terjadinya pelemahan nilai tukar mata uang mata uang
lokal secara signifikan mempengaruhi terjadinya kenaikan nilai ekspor.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil penelitian ini adalah agar pihak pelaku bisnis atau
eksportir hendaknya memperhatikan dengan seksama fluktuasi nilai tukar
mata uang, dan mampu memprediksi pergerakan fluktuasi mata uang untuk transaksi
dimasa yang akan datang.
Jurnal :
Dio Putra Perdana, Fransisca Yaningwati,
Muhammad Saifi. Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang Lokal (IDR)
Terhadap Nilai Ekspor (Studi pada Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun
2009 - 2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.17, No.2, September 2014
Sumber :
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/714/910
Tulisan
Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Tugas Untuk Memenuhi
Mata
Kuliah Akuntansi Internasional
Nama
: N. Pungki
Dosen
: Jessica Barus, SE., MMSi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI