Sunday, June 26, 2016

Motivasi Mahasiswa Akuntansi dalam Memperlajari Bidang Akuntansi

Posted by Nova Pungki Nisako at 2:17 AM 0 comments
AKUNTANSI INTERNASIONAL
"Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang - Bidang Akuntansi"

Saat ini Indonesia memiliki masalah mengenai ledakan penduduk yang berdampak langsung terhadap ekonomi Indonesia, salah satu yang menjadi sorotan adalah pengangguran. Untuk menghadapi hal tersebut selain meningkatkan kemampuan, potensi serta keterampilan, seorang calon mahasiswa juga harus bisa memprediksi jurusan mana yang banyak dibutuhkan atau paling banyak lowongan kerjanya.
Jurusan akuntansi merupakan salah satu prodi dari Fakultas Ekonomi yang paling banyak diminati baik dari siswa-siswi lulusan IPS, kejuruan, maupun IPA. Pada umumnya mahasiswa akuntansi mempelajari hal - hal yang berhubungan dengan transaksi keuangan, laporan keuangan, pelaporan keuangan dsb. 
Mahasiswa akuntansi juga merupakan jurusan yang banyak dicari oleh perusahaan baik besar maupun kecil, negeri maupun swasta, nasional maupun internasional karena meskipun jaman sudah serba modern, tetapi perusahaan pasti membutuhkan seorang pegawai yang dapat mengatur perputaran keuangan, pendapatan dan biaya produksi suatu perusahaan, perpajakan, membuat laporan keuangan, dan lain - lain. 
Lulusan sarjana akuntansi biasanya akan mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan, bekerja untuk pemerintah melalui jalur seleksi PNS untuk departemen keuangan, direktorat jenderal pajak, dan lain - lain, staf akuntansi maupun staf keuangan, bahkan manajer keuangan, atau bekerja pada IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang setiap tahunnya membutuhkan tenaga kerja sebanyak 200.000 orang pada bidang keuangan.
Motivasi mahasiswa akuntansi sendiri selain untuk memapankan dirinya yakni mendapatkan pekerjaan bergengsi dengan gaji dan bonus tinggi diperusahaan besar juga memiliki kontribusi dalam mempertahankan kehidupan perusahaan yang ia tangani, selain itu perusahaan juga memiliki banyak pengaruh terhadap perekonomian negara. Sehingga dengan mempelajari bidang akuntansi, berarti kami juga peduli pada kemajuan pergerakan ekonomi Indonesia.


Tulisan Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Tugas Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama                     : N. Pungki
Dosen                    : Jessica Barus, SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Analisis Jurnal Akuntansi Internasional #3

Posted by Nova Pungki Nisako at 1:52 AM 0 comments
Topik/ Tema :
Pelaporan Keuangan

Judul :
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Oleh Perusahaan Multinasional di Indonesia

Peneliti :
Endang Kiswara

Latar Belakang (Ringkasan) :
Statements of Financial Accounting Concepts No. 1 Paragraf 7 menyatakan bahwa manajemen dapat menyampaikan informasi kepada pihak-pihak di luar perusahaan melalui pelaporan keuangan yang salah satu media utamanya adalah laporan tahunan. Informasi tersebut diungkapkan karena dibutuhkan oleh pihak- pihak yang berwenang, pengatur kebijakan, atau karena manajemen mempertimbangkan kegunaannya untuk pihak-pihak di luar perusahaan dan pengungkapannya bersifat sukarela.
Kualitas informasi tercermin dari luas pengungkapan dalam laporan tahunan yang diterbitkan perusahaan. Pengungkapan dibedakan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan melebihi dari yang diwajibkan oleh peraturan yang berlaku dan merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Meek, dkk, 1995).
Perusahaan multinasional merupakan perusahaan yang ikut serta atau terlibat dalam pasar modal internasional sehingga secara signifikan, yang akan memberikan pengungkapan lebih luas daripada perusahaan domestik untuk menunjukkan kemampuannya dalam memperoleh tambahan investasi dana di pasar modal internasional.

Metode Penelitian :
              Populasi data dalam penelitian ini terdiri atas seluruh perusahaan multinasional yang listing di BEJ tahun 2005. Data yang digunakan berupa data cross sectional. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan perusahaan termasuk perusahaan multinasional yang listing di BEJ tahun 2005. Metode yang digunakan merupakan analisis statistika deskriptif. Sedangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
    H1: Size perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
    H2: Proporsi kepemilikan saham oleh publik berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. H3: Basis perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
    H4: Tipe industri berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.
    H5: Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan sukarela, sedangkan variabel independen size perusahaan, proporsi kepemilikan saham oleh publik, basis perusahaan, tipe industri, dan ukuran dewan komisaris. Model persamaan regresi digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. 

Hasil (Hipotesis) :
Hasil uji F terhadap persamaan regresi luas pengungkapan sukarela dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menunjukkan bahwa model regresi memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan pada output statistik dapat diketahui bahwa pada tingkat signifikansi 0,05, hanya variabel tipe industri yang berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,1, diperoleh dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela, yaitu variabel basis perusahaan dan tipe industri dengan nilai signifikansi 0, 097 dan 0,001. Variabel size perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela karena mempunyai nilai signifikan lebih dari 0,05 dan 0,1, yaitu sebesar 0,160 dan nilai t-hitungnya bertanda positif sebesar 1,423. Variabel proporsi kepemilikan saham oleh publik juga ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela karena nilai signifikansinya melebihi 0,05 dan 0,1, yaitu sebesar 0,977 dan mempunyai t-hitung bertanda negatif sebesar - 0,030. Dan variabel ukuran dewan komisaris memiliki t-hitung bertanda positif sebesar 0,574 dan nilai signifikansinya sebesar 0,569.

Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan
Berdasarkan analisis per sampel perusahaan dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki indeks pengungkapan tertinggi adalah PT Bank Central Asia (73%) dan yang paling sedikit indeks pengungkapannya adalah PT Surya Dumai Industri (25%) dan PT. Mayora Indah (25%).  Tipe informasi yang paling banyak diungkapkan dalam penelitian ini adalah informasi strategik yang antara lain berisi mengenai karakteristik perusahaan pada umumnya, strategi perusahaan, kebijakan perusahaan dalam hal penelitian dan pengembangan serta perkiraan pencapaian di masa yang akan datang, yaitu sebanyak 27 hingga 28 perusahaan yang mengungkapkan. Tipe informasi yang lebih sedikit diungkap dibandingkan dengan kedua tipe yang lain adalah informasi keuangan, yaitu hanya sekitar 25 hingga 26 perusahaan. Informasi ini meliputi informasi segmen, informasi pemeriksaan laporan keuangan, informasi pemakaian mata uang asing dan informasi tentang saham

Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah agar kedepannya perusahaan - perusahaan multinasional lebih meningkatkan indeks pengungkapannya.
Jurnal :
Endang Kiswara. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela oleh Perusahaan Multinasional di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol.20, Hal 107-117, No.2, Agustus 2009.

Sumber :
http://www.stieykpn.ac.id/images/downloads/journal/JAM/JAM_Vol_20_No_2_Agustus_2009.pdf#page=40


Tulisan Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Tugas Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama                     : N. Pungki
Dosen                    : Jessica Barus, SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA


FAKULTAS EKONOMI

Tuesday, June 21, 2016

Analisis Jurnal Akuntansi Internasional #2

Posted by Nova Pungki Nisako at 7:27 AM 0 comments
Topik/ Tema :
Translasi Mata Uang Asing

Judul :
Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang Lokal (IDR) Terhadap Nilai Ekspor (Studi Pada Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun 2009 - 2013)

Peneliti :
Dion Putra Perdana, Fransisca Yaningwati, dan Muhammad Saifi

Latar Belakang (Ringkasan) :
Fluktuasi kurs memiliki dampak pada nilai perusahaan karena dapat berpengaruh pada jumlah arus masuk kas yang diterima dari kegiatan ekspor perusahaan atau dari anak perusahaan, yang mempengaruhi jumlah arus keluar kas yang digunakan untuk membayar impor (Sukirno, 2006:362). Penurunan nilai pada suatu mata uang disebut depresiasi, dan peningkatan nilai suatu mata uang disebut Apresiasi (Hanafi, 176:2010).
Transaksi ekspor adalah transaksi perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam wilayah suatu teritorial ke luar wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Bagi perekonomian Indonesia, kegiatan ekspor impor diharapkan dapat meningkatkan pencarian sumber – sumber devisa.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki nilai ekspor CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia, selain itu CPO merupakan salah satu tulang punggung ekspor Indonesia, dari total 54,527 juta ton produksi CPO dunia, Indonesia memasok sebesar 28 juta ton pada tahun 2012 (www.ptpn6.com).Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. 
  
Metode Penelitian :
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dimana penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang meneliti sampel atau populasi tertentu dalam suatu kelompok, dengan menggunakan teknik dan pengambilan sampel yang sesuai dengan data yang diinginkan (Sugiyono, 2008:13).

Hasil (Hipotesis) :

    Analisis Deskriptif
A)      Depresiasi Nilai Tukar Rupiah
Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika didapat dengan menghitung pelemahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dollar. Nilai tukar rupiah terhadap dollar pada tahun 2009 dan 2010 cenderung stabil dengan nilai rupiah terendah Rp. 11352.75 per $1 pada bulan februari tahun 2009, dan Rp. 9348.21 per $1. Pelemahan nilai tukar rupiah pada tahun 2011 memiliki nilai rupiah terendah Rp. 9088.48 per $1 pada bulan desember, periode pelemahan nilai tukar terbanyak terdapat pada tahun 2012 selama 11 bulan dengan nilai rupiah terendah Rp. 9627.95 per $1 pada bulan desember, dan tahun 2013 selama 10 bulan dengan nilai rupiah terendah terdapat bulan desember dengan nilai Rp. 12087.10, per $1. Pelemahan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh imbas krisis ekonomi global yang terjadi di Eropa pada tahun 2012 yang dampaknya terjadi hingga tahun 2013.
B)       Nilai Ekspor
Nilai ekspor CPO Indonesia merupakan nilai total keseluruhan ekspor CPO Indonesia yang didata oleh badan pusat statistik Indonesia. Pada periode tahun 2009 ekspor CPO tertinggi adalah $1,065,012,919 dengan nilai pelemahan tukar rupiah sebesar 1.6% pada bulan Februari. Pada tahun 2010  ekspor CPO tertinggi adalah $951,124,469 saat nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,94% pada bulan Desember. Pada tahun 2011 ekspor CPO tertinggi adalah $1,076,272,473 saat nilai tukar rupiah mengalami penguatan dan menjadi Rp.8,555,80 per $1 , periode tahun 2012 ekspor CPO tertinggi sebesar $877,941,583 yang terjadi pada bulan November dengan persentase depresiasi 0,321%, dan pada periode tahun 2013 ekspor CPO tertinggi sebesar $1.268.589.565 yang terjadi pada bulan November dengan persentase depresiasi mencapai 2,16%, dapat diketahui bahwa perubahan nilai mata uang rupiah yang melemah terhadap dollar mempengaruhi penawaran ekspor CPO Indonesia sehingga pada saat rupiah mengalami trend yang terdepresiasi diikuti dengan jumlah ekspor yang semakin tinggi.

    Analisis Statistik Inferensial
A)      Uji Asumsi Klasik
  1. Uji Normalitas Berdasarkan dari pengujian Kolmogorov- Smirnov, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,701. Karena nilai signifikansi lebih besar daripada 𝛂 = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi yang berarti residual berdistribusi normal. 




  2. Uji HeteroskedastisitasBerdasarkan hasil dari nilai signifikansi variabel independen yaitu Depresiasi (X) lebih dari α=0,05, yaitu sebesar 0,132 sehingga Hditerima, dan dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam yang homogen atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. 





B)      Uji Regresi
Berdasarkan pengujian regresi diperoleh, nilai RSquare dari variabel X adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan nilai Depresiasi (X) sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan nilai variabel nilai ekspor (Y) sebesar 0,28676% dilihat dari nilai Rsquare, dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tetap. Nilai uji statistik F untuk menguji goodness of fit dari model regresi linear sederhana ini, hasilnya menunjukan bahwa model ini cukup baik dengan nilai F sebesar 13,267.
  
C)      Pengujian Hipotesis
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Depresiasi (X1) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor (Y). Interpretasi hasil uji t untuk masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut: Variabel Depresiasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai ekspor. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi yang menunjukkan angka yang lebih kecil dari α=0,05 dan nilai statistik uji |thitung| lebih besar dari ttabel (4,963 > 2,032). Apabila dilihat dari persamaan regresinya, menunjukkan bahwa variabel Depresiasi mempunyai koefisien regresi positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan Depresiasi akan mengakibatkan peningkatan Nilai Ekspor. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H0 ditolak pada taraf   0,05 .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Depresiasi berpengaruh signifikan terhadap Nilai Ekspor (Y).

Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap nilai ekspor. Variabel bebas yang digunakan adalah Depresiasi (X), sedangkan Nilai Ekspor (Y) menjadi variabel terikat. Berdasarkan pada uji hipotesis dapat diketahui bahwa: Variabel depresiasi (X) berpengaruh siginifikan terhadap variabel nilai ekspor (Y), Hal ini dapat diartikan bahwa terjadinya pelemahan nilai tukar mata uang mata uang lokal secara signifikan mempengaruhi terjadinya kenaikan nilai ekspor. 

Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah agar pihak pelaku bisnis atau eksportir hendaknya memperhatikan dengan seksama fluktuasi nilai tukar mata uang, dan mampu memprediksi pergerakan fluktuasi mata uang untuk transaksi dimasa yang akan datang.

Jurnal :
Dio Putra Perdana, Fransisca Yaningwati, Muhammad Saifi. Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang Lokal (IDR) Terhadap Nilai Ekspor (Studi pada Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun 2009 - 2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.17, No.2, September 2014

Sumber :
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/714/910


Tulisan Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Tugas Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama                     : N. Pungki
Dosen                    : Jessica Barus, SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

Monday, June 20, 2016

Analisis Jurnal Akuntansi Internasional #1

Posted by Nova Pungki Nisako at 8:21 AM 0 comments
Topik/ Tema :
Translasi Mata Uang Asing

Judul :
Penentuan Nilai Tukar Mata Uang Asing dengan Menerapkan Konsep Paritas Daya Beli

Peneliti :
Ivan Haryanto, Diana Wibisono, dan Wang Sutrisno

Latar Belakang (Ringkasan) :
Seiring dengan meningkatnya perdagangan internasional, meningkat pula penggunaan valuta asing. Nilai tukar valuta asing selalu berubah-ubah dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya tingkat inflasi, tingkat pendapatan masyarakat, suku bunga, kontrol pemerintah atas perekonomian, termasuk harapan atau perkiraan masyarakat mengenai kondisi-kondisi perekonomian di masa yang akan datang juga turut mempengaruhi perubahan dalam nilai tukar mata uang (Madura, 1997:108- 114). Adanya perbedaan daya beli mata uang suatu negara dengan negara lainnya akan memberikan kesempatan luas bagi pihak tertentu untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya, (international arbitrage).
Akibat diatas mendorong adanya pemberlakuan hukum satu harga atau the law of one price dimana perdagangan barang dan jasa, termasuk komoditi lainnya antar negara haruslah memiliki biaya transaksi yang sama nilainya di seluruh dunia. Oleh sebab itu, nilai tukar antara mata uang domestik dan komoditi domestik haruslah sama dengan nilai tukar antara mata uang domestik dengan komoditi luar negeri, dengan kata lain, satu unit mata uang dalam negeri seharusnya memiliki nilai daya beli yang sama di seluruh dunia (Salvatore, 1997:44). Pada dasarnya penelitian ini ditujukan untuk menemukan penyesuaian perubahan nilai tukar mata uang tersebut, dengan menggunakan konsep yang dinamakan paritas daya beli atau purchasing power parity.

Metode Penelitian :
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dimana penelitian ini mengambil seluruh data dari jaringan internet. Data tersebut meliputi indeks harga konsumen dan nilai tukar mata uang ketujuh negara yang menjadi obyek penelitian terhadap Dolar Amerika. Periode sampel diambil mulai dari bulan Januari 1990 sampai bulan April 1997, secara kwartalan. Perkecualian untuk mata uang Poundsterling Inggris, data diambil mulai bulan Oktober tahun 1990 dikarenakan data yang tersedia hanya mulai bulan September tahun 1990. Data nilai tukar mata uang seluruhnya tersedia berdasarkan rata-rata harian (daily averages) dan menggunakan suku bunga antar bank (interbank rate).

Hasil (Hipotesis) :
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik statistik One-Sample of Mean ditemukan bahwa antara nilai tukar aktual dengan paritas daya beli berbeda secara signifikan. Hipotesa awal yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah selisih antara nilai tukar aktual dan nilai tukar berdasarkan konsep paritas daya belinya adalah nol, atau dengan kata lain nilai tukar aktual (actual rate) tidak berbeda secara signifikan dengan nilai tukar berdasarkan konsep parity -nya (parity rate ) (H0 : D =X1-X2 = 0). Sebaliknya, hipotesa alternatif menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan antara kedua nilai tukar tersebut. Dengan kata lain, selisih kedua nilai tukar tersebut tidak sama dengan nol. (H1: D = X1-X2 ≠ 0). Uji hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alpha sebesar 10 % untuk semua negara. 
Hasil yang didapatkan melalui perhitungan statistik dengan alpha sebesar 10%, dapat disimpulkan bahwa ketujuh negara tersebut menolak hipotesa awal. Sebaliknya, perhitungan statistik pada negara-negara tersebut menyatakan bahwa nilai tukar aktual dengan nilai tukar berdasarkan konsep paritas daya belinya berbeda secara signifikan. Penelitian tersebut menggunakan 29 observasi. Kecuali untuk negara Inggris hanya 26 observasi. 

Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan
Konsep paritas daya beli baru benar-benar dapat diterapkan dengan tepat jika, pertama, biaya transportasi dan hambatan perdagangan turut dihitung dalam perhitungan konsep ini. Kedua, kondisi pasar yang kondusif untuk menerapkan konsep tersebut dengan tepat adalah pasar persaingan sempurna, bukan monopolistik maupun oligopolistik. Karena, dalam pasar persaingan sempurna, harga produk yang diperdagangkan cenderung sama di semua negara. Ketiga, barang dan jasa yang dihitung harus merupakan barang dan jasa yang diperdagangkan secara internasional, disamping itu, keempat, setiap negara harus memiliki komoditi acuan yang sama.
Berdasarkan penggunaan konsep paritas daya beli relatif ditemukan bahwa dalam jangka panjang yang bervariasi di tiap-tiap negara, deviasi suatu nilai tukar aktual berkisar di sekitar nilai tukar paritas daya beli, dan senantiasa akan bergerak kembali mendekati nilai tukar paritas daya belinya. Sebaliknya, dalam jangka pendek, nilai tukar aktual dan nilai tukar paritas daya belinya seringkali mengalami disekuilibrium. Dengan kata lain, antara nilai tukar aktual dan nilai tukar paritas daya beli dari setiap negara yang menjadi obyek penelitian memiliki perbedaan yang signifikan.
Selain itu setiap perubahan positif daya beli masyarakat dalam prosentase tertentu dari setiap negara yang menjadi obyek penelitian, menyebabkan adanya perubahan positif nilai tukar aktual mata uang setiap negara dalam prosentase tertentu. Kecuali negara Jepang, perubahan positif daya beli masyarakat dalam prosentase yang diperoleh justru menyebabkan perubahan negatif nilai tukar aktualnya.

Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan yaitu agar peneliti melakukan penelitian lapangan yang lebih mendalam untuk mengetahui kemungkinan adanya factor tertentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang. Selan itu cara random merupakan cara yang lebih sesuai digunakan dalam penelitian manapun untuk mengetahui kontribusi faktor inflasi terhadap perubahan nilai tukar aktual mata uang suatu Negara.

Jurnal :
Ivan Haryanto, Diana Wibisono, Wang Sutrisno. Penentuan Nilai Tukar Mata Uang Asing dengan Menerapkan Konsep Paritas Daya Beli. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol.2, No.2, September 2000: 14 - 28

Sumber :
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/viewFile/15600/15592


Tulisan Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Tugas Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama                     : N. Pungki
Dosen                    : Jessica Barus, SE., MMSi

UNIVERSITAS GUNADARMA


FAKULTAS EKONOMI
 

Kumpulan Makalah Kuliah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea