PENDAHULUAN
Beberapa Pengertian :
¨ Data adalah
informasi yang memberikan gambaran mengenai suatu keadaan. Contoh : data
mengenai penduduk.
¨ Variabel
adalah karakter spesifik yang menjelaskan data bersangkutan. Contoh : umur
mahasiswa.
¨ Variabel acak
adalah suatu variabel yang memetakan suatu kejadian menjadi nilai numerik.
Contoh : pelemparan koin yang memungkinkan munculnya dua sisi yang berbeda.
¨ Variabel diskret
adalah variabel yang tidak memungkinkan adanya bilangan pecahan dan merupakan
hasil dari pencatatan. Contoh : tidak mungkin jumlah mahasiswa sebanyak 20,5
orang.
¨ Variabel kontinu
adalah variabel yang memungkinkan adanya bilangan pecahan dan merupakan hasil
dari pengukuran. Contoh : mungkin saja tinggi badan seseorang adalah 165,7cm.
Klasifikasi
data atau variabel menurut Steven
· Data interval
adalah variabel yang mempunya sifat nominal dan ordinal dan juga dicirikan oleh
perbedaan nulai yang sama pada setiap selisih variabel interval. Contoh : suhu
pada temperatur 50oC lebih panas daripada 10oC.
· Data nominal
adalah variabel yang dapat mengklasifikasi sesuatu objek menjadi kategori –
kategori atau klasifikasi, merupakan suatu bentuk kode, skala atau label dan
hanya digunakan untuk mewakili satu kategori. Contoh : kode 1 menunjukkan laki
– laki, dan kode 2 menunjukkan perempuan.
· Data ordinal
adalah variabel yang dapat mengklasifikasi serta mencerminkan peringkat. Contoh
: label 1 untuk tidak suka, label 2 untuk suka, dan label 3 untuk sangat suka.
· Data ratio
adalah variabel yang mempunyai sifat – sifat nominal, ordinal, dan interval dan
nilai origin (yaitu 0). Contoh : tinggi (karena dapat diklasifikasi dengan tiga
data diatas).
SAMPEL
Beberapa
Pengertian :
¨ Populasi
adalah suatu kumpulan orang, benda, atau lainnya yang merupakan fokus perhatian
dari penelitian. Contoh : seluruh penduduk Indonesia pada tahun tertentu.
¨ Populasi terbatas
adalah populasi dengan jumlah terbatas. Contoh : banyaknya mahasiswa di
Universitas A.
¨ Populasi tidak terbatas
adalah populasi yang dihubungkan dengan proses produksi. Contoh : proses
menghasilkan pakaian oleh sebuah konveksi.
¨ Parameter
(s
atau simpangan baku, dan s2
atau varian) adalah karakteristik dari populasi yang menunjukkan karakter dari
populasi. Contoh : rata – rata IP seluruh mahasiswa FE menunjukkan karakter
dari mahasiswa FE tsb.
¨ Sampel adalah bagian
dari populasi yang diambil sebagai contoh dari populasi yang bersangkutan.
¨ Statistik
(s atau simpangan baku, dan s2 atau varian sampel) adalah
karakteristik dari sampel. Contoh : rata – rata IP mahasiswa FE yang diambil
sebagai sampel.
¨ Sensus adalah
kegiatan penelitian yang menggunakan seluruh populasi sebagai objek penelitian.
¨ Survei adalah
kegiatan penelitian yang menggunakan sampel sebagai objek penelitian.
Penarikan
sampel dengan dan tanpa pengembalian :
1.
Dengan pengembalian : penarikan sampel
dimana sampel yang sudah terpilih sebelumnya dimungkinkan untuk terpilih lagi,
dan populasi dianggap tidak terbatas.
2.
Tanpa pengembalian : penarikan sampel
dimana sampel yang sudah terpilih sebelumnya tidak dimungkinkan untuk terpilih
lagi, dan populasi dianggap terbatas.
Alasan
– alasan menggunakan sampel
1.
Biaya yang lebih murah
2.
Akurasi lebih terjamin
3.
Tepat waktu
4.
Jumlah informasi yang dicakup dapat
relatif banyak karena jumlah sampel kecil
5.
Tes rusak. Contoh tidak mungkin melakukan
tes dampak benturan mobil bila semua mobil harus diuji coba.
Metode
penarikan sampel : penarikan sampel dengan peluang, dan
penarikan sampel tidak dengan peluang.
Cara
– cara penarikan sampel dengan peluang :
1.
Kluster : populasi diklasifikasikan
menurut kluster dan kemudian sampel diambil dari kluster tsb.Contoh : populasi
penduduk diIndonesia dikelompokkan menurut kabupatennya, dilakukan penarikan
sampel dari masing – masing kabupaten, lalu penarikan sampel rumahtangga pada
masing – masing kabupaten terpilih dengan metode penarikan sampel acak
sederhana.
2.
Sederhana : menganggap setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Contoh :
dari 20 orang akan dipilih 5 orang untuk dijadikan tester dengan menggunakan
kocokan arisan, atau dengan menggunakan buku tabel acak.
3.
Sistematik : dengan menetapkan banyaknya
sampel sebanyak n dengan memilih sampel dengan menggunakan interval yang sama
dengan N (jumlah populasi), dan n (banyaknya sampel). Contoh : dari 20 orang
akan dipilih 5 orang untuk dijadikan tester dengan menggunakan buku tabel acak
(memilih satu nomer acak), yang sampel selanjutkan dipilih dengan menggunakan
rumus k =
atau k = 


4.
Strata : melakukan strata terlebih dahulu
terhadap populasi agar sampel benar2 mewakili populasi. Contoh : pertama
populasi distratakan (misal menurut jumlah pendapatan), melakukan penarikan
sampel, lalu penarikan sampel dari masing – masing strata.
Cara
– cara penarikan sampel tanpa peluang : penarikan smapel
dimana kemungkinan terpilihnya sampel dari populasi dilakukan secara bebas
tidak didasarkan pada peluang atau probabilitas masing – masing unit tsb.
1.
Bergulir : memilih sampel sesuai dengan
saran dari responden sebelumnya.
2.
Kemudahan : didasarkan pada pertimbangan
kemudahan pewawancara. Contoh : pemilihan lokasi pusat belanja.
3.
Kuota : menetapkan sejumlah kuota
responden yang akan diwawancarai.
4.
Perkiraan : hampir sama seperti cara
kemudahan, namun cara perkiraan memilih sampel karena dianggap representatif
dari populasi.
Cara
– cara menentukan ukuran sampel :
A.
Pendekatan Ad – hoc : didasarkan pada
pengalaman mengenai penyelenggaran penelitian atau kendala biaya.
a.
Pendekatan arbitrari : banyaknya sampel
secara kira – kira secara ilmiah tidak logis.
b.
Pendekatan biaya : penentuan banyaknya
sampel berpengaruh pada biaya yang akan dikeluarkan.
c.
Pendekatan konvensi : banyaknya sampel
secara kira – kira berdasarkan pengalaman thdp banyaknya sampel.
B.
Pendekatan Statistik : didasarkan pada
ilmu statistik mengenai variabilitas, kesalah baku atau deviasi standar
terhadap mean, distribusi sampling, atau selang kepercayaan.
DISTRIBUSI SAMPEL
Adalah
distribusi probabilitas yang dihasilkan oleh setiap kemungkinan sampel yang
karakteristiknya berbeda – beda.
Contoh
: Dari 5 karyawan akan dipilih 3 orang sebagai sampel, maka kombinasi karyawan
yang akan terpilih adalah
ABC ABD ABE ACD ACE ADE BCD BCE BDE CDE
Atau 5C3 =
= 10 (kemungkinan kombinasi)

Distribusi
Normal

Ciri
– ciri :
-
Memiliki satu puncak (unimodal)
-
Bersifat simetris dimana mean = median =
modus
-
Rata – rata terdapat tepat pada tengah
kurva
-
Bersifat asimtot terhadap sumbu mendatar
-
Mempunyai rata – rata (mean) = µ, dan
varian (s)2
Distribusi
Normal Baku
Distribusi
normal baku merupakan perluasan dari distribusi normal, yaitu jika variabel X
ditransformasi menjadi Z atau simpangan baku atau Z =
, sehingga rata – rata
= 0, dan deviasi standar = 1.

Contoh
:
1)
Diketahui nilai variabel acak yang
diperoleh dari suatu penelitian adalah X = 55, µ atau rata – rata = 50, dan
deviasi standar atau s
= 25, maka nilai simpangan baku atau Z =
= 0,2
dan probabilitas kejadian p(0<Z<0,2) = 0,0793

2)
Hasil ujian statistik mahasiswa sbb :
mean = 6,7, deviasi standar = 1,2, nilai terendah 0, dan tertinggi 100. Bila
menggunakan distribusi normal, berapa persen mahasiswa yang memperoleh nilai 6?
Soal diatas merupakan data diskret, agar menjadi data kontinu
maka nilai 6 dianggap berada diantara 5,5 dan 6,5, maka :
è Untuk X = 5,5 adalah
= -1,0 maka nilai simpangan baku = 0,3413

è Untuk X = 6,5 adalah
= -0,17 maka nilai simpangan baku = 0,2738

è 0,3413 – 0,2738 = 0,2738. Artinya kira – kira mahasiswa yang
memperoleh nilai 6 sebesar 27,38%
Distribusi
Student ‘t’
Contoh
: tentukan nilai distribusi student dari suatu sampel n = 15 dengan menetapkan
tingkat kepercayaan a
= 5%.
Db =
(15 – 1) = 14
a = 5% / 2 = 2,5%
T2,5%,
db=14 = 1,761
PENDUGAAN STATISTIK
A.
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE)
Contoh
: bila 5 sampel baut hasil produksi suatu perusahaan mempunyai diameter sbb
(dalam meter) : 6,33 ; 6,37 ; 6,36 ; 6,32 ; dan 6,37, maka duga rata – rata dan
varian diameter kelima baut tsb!
Rata – rata =
= 6,35 m

Varian = (6,33 – 6,35)2 + (6,37 – 6,35)2 +
(6,36 – 6,35)2 + (6,32 – 6,35)2 + (6,37 – 6,35)2
/ (5-1) = 0,00055 mm2
B.
Pendugaan Titik
Contoh
: dari suatu populasi sapi di suatu perusahaan peternakan, 10 ekor sapi dipilih
secara acak. Ke sepuluh ekor sapi tersebut kemudian diberi pakan yang baik
secara teratur. Setelah beberapa lama, berat kesepuluh sapi tersebut adalah sbb
(dalam kg) : 45, 109, 61, 80, 79, 93, 48, 35, 57, dan 63. Berapa rata – rata
berat, deviasi standar sampel, dan dugalah rata – rata berat dan deviasi
standar seluruh sapi (populasi)!
Rata – rata =
= 67 kg

Deviasi standar sampel = (45–67)2+(109–67)2+(61–67)2+(80–67)2+(79–67)2+(93–67)2+(48–67)2+(35-67)2+(57-67)2+
(63+67)2/(10-1) = 530,4 kg
Varian = 23,0 kg
Deviasi standar populasi =
=
=
=
= 7,28 kg




PENGUJIAN HIPOTESA
Tahap
– tahap pengujian hipotesa :
1. Menentukan hipotesis nol dan alternatif
µ untuk kasus rata – rata :
pada soal tertulis kata rata – rata(=), dan rata – rata tidak sampai (≠)
p untuk kasus proporsi :
pada soal tertulis kata kurang dari (<), sekitar, lebih dari
Apabila nilai data dibawah dari nilai yang diperkirakan maka HA
< x
Apabila digunakan perbandingan (produk A dan produk B) maka HA
> x
2. Menentukan satu arah atau dua arah
Apabila
HA > atau < maka satu arah
Apabila
HA ≠ maka dua arah
3. Menentukan tingkat keyakinan a
Tingkat
keyakinan bahwa 99% hipotesis yang benar akan diterima, dan 1% akan ditolak
4. Menentukan bentuk uji statistik
berdasarkan bentuk distribusi samplingnya
5. Kesalahan Tipe I atau Tipe II
Kesalahan
menolak hipotesis yang benar adalah kesalahan tipe I atau type I error
Kesalahan
menerima hipotesis yang salah adalah kesalahan tipe II atau kesalahan 

6. Menghitung nilai uji statistik
A.
Uji hipotesis rata – rata :
B.
Uji hipotesis dua rata – rata :
C.
Uji hipotesis proporsi :
D.
Uji hipotesis dua proporsi :
7. Membandingkan nilai uji statistik dengan
nilai batas daerah kritis
Daerah
kritis adalah suatu daerah dimana suatu hipotesis akan ditolak bila nilai
statistik berada didaerah ini.
8. Menentukan distribusi sampel yang
digunakan
n
> 30 maka menggunakan distribusi normal
n
< 30 maka menggunakan distribusi student
Standar
Error atau varian dari rata – rata dan proporsi
1.
Populasi tidak terbatas
a.
Varian dari rata – rata
b.
Varian dua rata – rata
c.
Varian dari proporsi
d.
Varian dari dua proporsi
2.
Populasi terbatas
a.
Varian dari rata – rata
b.
Varian dua rata – rata
c.
Varian dari proporsi
d.
Varian dari dua proporsi
Contoh
soal hipotesis :
A.
Suatu perusahaan menghasilkan pelat baja.
Standarisasi pelat baja adalah panjang pelat baja 80cm dengan toleransi deviasi
standar 7cm. Perusahaan ingin menguji apakah produksi pelat baja yang
dihasilkan sekarang masih mengikuti standarisasi perusahaan. Maka diambil
sampel 100 pelat baja dan kemudian diukur, ternyata rata – rata panjang pelat
baja adalah 83cm. Apakah panjang pelat baja yang dihasilkan sekarang masih
dianggap mengikuti standarisasi perusahaan? (petunjuk : populasi dianggap tidak
terbatas)
a.
H0 : µ = 83 cm dan HA
: µ ≠ 83cm (satu rata – rata)
b.
a
= 5%
c.
Uji statistik : Zobservasi =
= 4,2857

d.
Daerah kritis : Ztabel =
= Z2,5% = 1,96 dan -1,96

*±1,96
didapat dari tabel luas areal dibawah kurva normal dengan a
= 5%
e.
Karena Zobservasi > Ztabel, maka tolak
H0. Artinya panjang pelat baja berbeda secara signifikan dari 80cm,
atau panjang pelat baja memang sudah melebihi dari standar yang ditetapkan
yaitu 80cm.
B.
Seorang manajer perusahaan ingin
membuktikan bahwa proporsi rumah tangga yang menggunakan bumbu masak ‘A’ yang
dihasilkan perusahaan tsb kurang dari 50%. Untuk membuktikan hal tersebut,
sampel sebanyak 100 rumah tangga diambil, ternyata 36 rumah tangga menggunakan
bumbu masak tsb. Uji hipotesis tsb dengan menggunakan a
= 10%? (petunjuk : populasi adalah tidak terhingga)
a.
Ho : p = 50% = 0,50 dan Ho : p < 50% =
0,50 (satu proporsi)
b.
a
= 10%
c.
Uji statistik : Zobservasi =
= -2,8

d.
Daerah kritis : Ztabel = Z10% = -1,28
e.
Karna Zobservasi < Ztabel, maka tolah
H0. Artinya : proporsi rumahtangga yang menggunakan bumbu masak “A”
kurang dari 50%.
C.
Hasil penelitian mengenai keragaman harga
beras yang dilakukan dengan mengamati 25 pasar di kota A adalah Rp 500/kg,
sedangkan dengan mengamati 36 pasar di kota B adalah Rp 400/kg. Apakah
keragaman harga beras di kota A lebih besar dibandingkan di kota B dengan
menggunakan tingkat kepercayaan 95%?
a.
H0 : sA2
= sB2
dan HA : sA2
> sB2
b.
a
= 5%
c.
Uji statistik : Zobservasi = S12
/ S22 = 5002 / 4002 = 1,5625
d.
Daerah kritis : Ztabel;, db(25 –
1),(35 – 1)
e.
Terima H0 karena Fobservasi
< Ftabel atau dengan kata lain keragaman harga beras di kota A sama dengan
di kota B .
UJI SIGNIFIKANSI KHI – KUADRAT
Probabilita
yang muncul adalah 50:50. Contoh : dalam pelemparan koin sebanyak 100 kali maka
H0 = koin seimbang atau H0 = Phead
= Ptail = ½
HA = koin tidak
seimbang atau HA = Phead
= Ptail ; Phead > Ptail ; Phead
< Ptail

a.
Distribusi c2 menceng ke
kanan
b.
Nilai variabel bebas adalah 0 s/d ¥
c.
Mempunyai satu parameter yaitu derajat
bebas
d.
Mean adalah db (d),
semakin besar maka distribusi c2
semakin bergerak ke
kanan & kemencengan semakin kecil
e.
Area dibawah kurva menunjukkan
probabilitas
Contoh
Soal :
A.
Jika satu dadu dilambungkan 120 kali,
hasil yang diperoleh adalah sbb :
Mata
1 muncul 25 kali, mata 2 muncul 17 kali, mata 3 muncul 15 kali, mata 4 muncul
23 kali, mata 5 muncul 24 kali, mata 6 muncul 16 kali. Jumlah 120 kali. Uji
apakah dadu tersebut seimbang?
Kejadian
|
Mata
1
|
Mata
2
|
Mata
3
|
Mata
4
|
Mata
5
|
Mata
6
|
Hasil
Observasi
|
25
|
17
|
15
|
23
|
24
|
16
|
Harapan
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
*120
: 6 = 20 (harapan)
1)
H0 = mata dadu seimbang dan HA
= mata dadu tidak seimbang
2)
a
= 5%
3)
Uji statistik :
c2 observasi = (25
– 20)2+(17 – 20)2+(15 – 20)2+(23
– 20)2+(24 – 20)2+(16 – 20)2 =
5,00
20 20 20 20 20 20
Derajat bebas db = ( h
– 1)(k – 1) = (2 – 1)(6 – 1) = 5
4)
Daerah kritis c2tabel
(a=5%;db=5)
= 11,070
5)
Kesimpulan : Terima H0 karena c2
observasi < c2
tabel ; artinya mata dadu seimbang
B.
Suatu pupuk sedang diuji coba untuk
mengetahui manfaatnya terhadap peningkatan produksi padi. Untuk itu suatu
percobaan dilakukan. Suatu kumpulan 100 petak sawah (kelompok A) diberikan
pupuk sedangkan 100 petak sawah (kelompok B) tidak diberikan pupuk. Hasilnya
adalah : pada kelompok A, 75 petak sawah melebihi target produksi, 25 sawah
tidak melebihi target produksi ; pada kelompok B, 65 petak sawah melebihi
target produksi, 35 petak sawah tidak melebihi target produksi. Uji apakah
pupuk tsb memang mampu meningkatkan produksi padi jika yang disebut sebagai
berhasil meningkatkan produksi adalah bila 70% dari petak sawah melebihi target
produksi?
Kelompok
|
Berhasil
|
Tidak
Berhasil
|
Berhasil
(dari 70%)
|
Tidak
berhasil
|
A
|
75
|
25
|
70
|
30
|
B
|
65
|
35
|
70
|
30
|
1)
H0 = pupuk tidak mampu
meningkatkan produksi dan HA = pupuk mampu meningkatkan produksi
2)
a
= 5%
3)
c2
observasi = (75 – 70)2+(25 – 30)2+(65 –
70)2+(35 – 30)2 = 2,38 ; db = (2 – 1)(2 – 1) = 1
70
30 70 30
4)
Daerah kritis c2tabel
(a=5%;db=1)
= 3,841
5)
Kesimpulan : Terima H0 karena c2
observasi < c2
tabel ; artinya pupuk mampu meningkatkan produksi
ANALISIS VARIAN
Anova
digunakan untuk melakukan pengujian dua atau lebih percobaan.
Contoh
:
A.
Perusahaan A mempunyai dua cabang, yaitu
di kota A dan di kota B. Rata – rata keuntungan yang diperoleh oleh kedua
cabang tsb selama 5 periode disajikan oleh tabel dibawah. Uji apakah rata –
rata keuntungan yang dihasilkan oleh kedua cabang tsb sama atau berbeda secara
signifikan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%?
Periode
(Pengulangan)
|
Keuntungan
cabang A (%)
|
Keuntungan
cabang B (%)
|
1
|
9,14
|
9,69
|
2
|
8,85
|
8,94
|
3
|
9,52
|
8,85
|
4
|
10,16
|
9,45
|
5
|
8,90
|
9,15
|
Total
|
46,57
|
46,08
|
Jawaban :
1.
Tabel Anova
Komponen
Variasi
|
SS
|
Db
|
MS
|
Between
Treatment
|
0,02401
(SST)
|
(2
– 1) = 2
|
0,02401
(MST =
![]() |
Wihtin
Treatment
|
1,66904
(SSE)
|
(5
+ 5 – 2) = 8
|
0,20863
(MSE =
![]() |
Total
|
1,69305
|
|
|
*SST = (46,57)2/5
+ (46,08)2/5 + (46,57+46,08)2/(2)(5) = 0,02401
*SSTotal = (9,14)2/5
+ ... + (92,65)2/(2)(5) = 1,69305
*SSE = Sstotal – SST =
1,69305 – 0,02401 = 1,66904
2.
H0 : µA = µB
dan HA : µA ≠
µB
3.
a
= 5%
4.
Uji statistik = Fobservasi =
=
= 0,11508


db = (5 + 5 – 2)(2 – 1)
= 8
5.
Ftabel 5%,db=8 = 5,32
6.
Kesimpulan : karena F observasi <
Ftabel, maka terima H0 ; artinya keuntungan yang diperoleh cabang A
dan cabang B sama.
0 comments:
Post a Comment